Rektor UBMG Klarifikasi Sanksi Skorsing dan Drop Out Mahasiswa

KOMPARASI.ID – Rektor Universitas Bina Mandiri Gorontalo (UBMG), Titin Dunggio, menanggapi polemik sanksi skorsing 9 mahasiswa dan Drop Out (DO) 1 mahasiswa yang diduga diberikan akibat kritik terhadap kebijakan kampus.

Dalam keterangannya, Titin menegaskan bahwa keputusan universitas didasarkan pada pertimbangan yang jelas dan tidak diambil secara sepihak.

Ia menekankan bahwa perguruan tinggi bertanggung jawab tidak hanya dalam pengembangan intelektual, tetapi juga dalam membentuk moral dan akhlak mahasiswa.

“Keputusan ini memiliki latar belakang yang jelas, bukan semata-mata dijalankan tanpa alasan. Kami mempertimbangkan dampaknya terhadap citra lembaga,” ujar Titin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo, Senin (24/3/2025).

Bantahan Terkait Sanksi atas Kritik

Titin membantah tuduhan bahwa sanksi diberikan sebagai respons atas kritik terhadap dirinya.

Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut berdasarkan pelanggaran kode etik yang dinilai merugikan institusi.

“Sanksi ini tidak berkaitan dengan kritik terhadap rektor. Keputusan diambil berdasarkan pelanggaran kode etik yang memiliki latar belakang tertentu,” katanya.

Menanggapi permintaan orang tua mahasiswa agar pihak universitas lebih terbuka dalam merangkul mahasiswa yang terkena sanksi, Titin menyatakan bahwa mekanisme keberatan telah dijalankan.

Orang tua mahasiswa telah diundang dan diberikan kesempatan untuk mengajukan banding, tetapi tidak semua mahasiswa memanfaatkannya.

Kesempatan Banding dan Solusi Ke Depan

Ketika ditanya mengenai kemungkinan banding tambahan, Titin menegaskan bahwa periode banding telah berakhir dalam 10 hari setelah keputusan diumumkan.

Namun, ia menyatakan bahwa pihak kampus tetap terbuka untuk mencari solusi terbaik melalui komunikasi dengan DPRD dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XVI.

“Kami akan mencari solusi terbaik agar persoalan ini tidak terus menjadi sorotan,” tutupnya.