Danau Limboto Oase Kehidupan Ribuan Burung dan Upaya Konservasi Gorontalo

KOMPARASI.ID – Danau Limboto, sebuah kawasan lahan basah yang mempesona, menjadi rumah bagi ribuan burung dari berbagai jenis.

Sepanjang tahun, danau ini selalu riuh dengan suara burung yang memanfaatkan lingkungan subur dan berlimpah makanan yang tersedia.

Sebagai habitat kaya substrat, Danau Limboto menyediakan tempat hidup bagi berbagai flora, fauna, dan jamur.

Lapisan ini menyediakan makanan berlimpah bagi burung-burung air, yang bergantung pada sifat fisik dan biologis lahan basah ini untuk bertahan hidup.

“Danau Limboto merupakan habitat penting bagi burung, terutama burung-burung air,” ujar Danny Rogi, seorang pegiat lingkungan, Kamis (13/6/2024).

Danny menjelaskan, hubungan antara burung dan Danau Limboto telah terjalin erat selama ribuan tahun.

Danau ini bukan hanya menjadi tempat burung mencari makan dan minum, tetapi juga tempat berkembang biak, bersarang, dan membesarkan anak-anak mereka.

Baca Juga :  3.629 Peserta Ikuti SKD CPNS Kabupaten Gorontalo, Pjs. Bupati Ingatkan Pentingnya Mental dan Keikhlasan

Burung-burung memanfaatkan danau sebagai sumber air, tempat berlindung, dan area interaksi sosial.

Berbagai jenis burung memanfaatkan ekosistem danau ini dengan cara yang berbeda.

Ada yang mencari makan di lumpur, mengambil cacing dan crustacea, sementara yang lain mencari makanan di kolom air atau di antara tumbuhan air. Beberapa burung memakan biji, buah, umbi, dan daun tumbuhan air.

Keterangan Foto : Kehidupan Ribuan Burung di Danau Limboto

Sementara itu, kata Rosyid Azhar Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), mengatakan Warga Gorontalo mengenal beberapa jenis burung di Danau Limboto.

Rosyid menjelaskan beberapa nama lokal burung yang dikenal warga sekitar danau antara lain duwiwi (itik benjut), bontula (mandar besar), tomeo (cangak merah), moloneo (ibis rokoroko), alu’u (bubut hutan), buluito (mandar padi zebra), tatao (mandar batu), buluoaha (kareo padi), duduhu (blekok sawah), duwayo (kuntul kecil), dondohulo (pecuk ular asia), dan lilimu (gagang bayam).

Baca Juga :  Menjelang Akhir Jabatan, Nelson Pomalingo Kebut Penyelesaian Program

“Ini menunjukkan betapa familiar warga Gorontalo dengan Danau Limboto serta flora dan faunanya,” ujar Rosyid Azhar.

Dalam rangka penyelenggaraan Festival Pesona Danau Limboto (FPDL), Danny Rogi dan Rosyid Azhar berharap festival ini mengusung tema konservasi, baik lingkungan maupun budaya masyarakat.

Festival ini dinilai sangat strategis untuk mengangkat isu konservasi karena Gorontalo memiliki alam dan budaya yang relatif masih terjaga.

Sebagai salah satu acara terbesar dalam Karisma Event Nusantara (KEN) di Provinsi Gorontalo, FPDL diharapkan mampu menguatkan upaya-upaya konservasi yang perlu lebih ditingkatkan.

Baca Juga :  Pempov-Pemkab Gorontalo Bertemu, Bahas Penurunan Angka Kemiskinan dan Stunting

Dengan Gorontalo yang berada di bioregion Wallacea, yang dikenal dengan endemisitas tinggi, Festival Pesona Danau Limboto bisa menjadi wahana untuk memperkuat dan mempromosikan upaya-upaya konservasi lingkungan yang sangat dibutuhkan.

l

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *