KOMPARASI.ID – Provinsi Gorontalo tengah menghadapi puncak musim hujan, ditandai dengan intensitas curah hujan yang terus meningkat.
Kondisi ini dipengaruhi oleh dua fenomena atmosfer utama, yaitu La Nina dan penguatan angin Monsun Asia, yang membawa kelembapan tinggi serta massa udara basah.
Menurut BMKG, La Nina ialah fenomena penurunan suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik tropis diperkirakan berlangsung hingga Mei 2025.
Sementara itu, angin Monsun Asia, yang bertiup secara periodik dan membawa massa udara lembap, turut memicu pembentukan awan hujan di wilayah Gorontalo.
“Kondisi atmosfer yang labil di Gorontalo semakin mendukung terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga lebat,” ujar Muhammad Yandar Saputra, staf Stasiun Klimatologi Gorontalo, pada Sabtu (25/1).
Muhammad Yusnandar mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, terutama di wilayah rawan bencana.
Bencana ini erat kaitannya dengan aktivitas cuaca, seperti curah hujan tinggi, kelembapan udara, dan angin kencang.
Yandar menjelaskan bahwa meskipun hujan umumnya berintensitas ringan hingga sedang, wilayah tertentu berisiko menghadapi dampak serius akibat cuaca ekstrem.
“Daerah rawan banjir dan tanah longsor harus menjadi perhatian utama, karena hujan deras dapat memperburuk kondisi di lokasi tersebut,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG terus memperbarui informasi cuaca yang dapat diakses melalui aplikasi InfoBMKG, situs resmi BMKG, serta media sosial BMKG Gorontalo.
Informasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam merencanakan aktivitas dan mengurangi risiko bencana.
“Provinsi Gorontalo saat ini berada dalam puncak musim hujan. Kesiapsiagaan warga sangat diperlukan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana,” lanjut Yandar.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam beraktivitas saat hujan deras dan memprioritaskan keselamatan.
“Kewaspadaan dan mitigasi dini sangat penting untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi. Dengan kesiapsiagaan yang baik, risiko dapat diminimalkan,” pungkasnya.
Dirinya berpesan agar masyarakat memantau terus informasi-informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG. Seperti Menghindari wilayah rawan bencana selama hujan deras dan memastikan saluran air di sekitar rumah tetap bersih untuk mencegah banjir lokal.