KOMPARASI.ID – Setelah demo massa yang memprotes perusahaan tambang emas di Pohuwato, Gorontalo, berakhir dengan kerusuhan dan pembakaran kantor bupati pada Kamis (21/9/2023),
Guna mencegah situasi semakin memanas, Rapat dengar pendapat dilangsungkan di Komisi VII DPR RI.
Rencana Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI yang akan melibatkan Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, serta Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga, yang seharusnya digelar pada Senin (02/10/2023), tiba-tiba dibatalkan.
Pembatalan RDP yang juga dijadwalkan untuk menghadirkan Direktur Jenderal Minerba dan Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk, serta Forum Persatuan Ahli Waris Penambang Pohuwato, menciptakan ketegangan.
Front Pemuda Mahasiswa Gorontalo (FPMG), yang juga diundang ke rapat tersebut pada pukul 13.00 WIB di ruang rapat Komisi VII DPR RI, gedung Nusantara I lantai 1, merasa kecewa. Mereka mencoba mencari klarifikasi dari Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel.
Namun dalam video yang tersebar luas, Rachmat Gobel (RG) terlibat dalam percekcokan dengan salah satu aktivis, Rahmat Himran (RH), di dalam gedung DPR RI.
Beberapa aktivis dari Front Pemuda Mahasiswa Gorontalo (FPMG) datang untuk meminta penjelasan mengenai penundaan RDP dengan Komisi VII DPR RI terkait isu pertambangan di Kabupaten Pohuwato.
Dalam video yang beredar di berbagai grup WhatsApp, FPMG terlihat mencoba menyampaikan kekecewaannya kepada Rachmat Gobel mengenai penundaan RDP tersebut.
Sayangnya, pernyataan Rachmat Gobel yang berulang kali menyatakan, “Tapi you (kamu) tidak memilih saya kan?” dalam video tersebut dinilai tidak pantas.
FPMG, yang dipimpin oleh Rahmat Himran, merasa bahwa hal ini bukan masalah pemilihan, melainkan perwakilan mereka di DPR RI. “Jangan begitu. Bapak adalah perwakilan kami di DPR RI, ini bukan soal kami memilih bapak atau tidak,” ungkap Rahmat Himran dalam video berdurasi 58 detik tersebut.
**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel