Penelitian Ungkap Bahaya Anemia di Trimester Awal Kehamilan

Avatar

KOMPARASI.ID Anemia masih menjadi tantangan kesehatan serius bagi ibu hamil di Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, tercatat 27,7 persen ibu hamil mengalami anemia.

Meski angka ini menurun dibandingkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang mencapai 48,9 persen, prevalensinya tetap tergolong tinggi dan perlu mendapat perhatian khusus.

Sebuah studi terbaru dari University of Oxford mengungkap temuan mengejutkan mengenai dampak anemia pada kehamilan.

Penelitian yang menganalisis data dari 16.500 ibu hamil ini menunjukkan bahwa ibu yang mengalami anemia dalam 100 hari pertama kehamilan memiliki risiko 47 persen lebih tinggi melahirkan anak dengan penyakit jantung bawaan.

“Selama ini kita tahu bahwa risiko penyakit jantung bawaan bisa dipicu oleh berbagai faktor, namun temuan ini menunjukkan bahwa anemia khususnya akibat kekurangan zat besi berkontribusi signifikan,” ujar pemimpin studi, Prof. Duncan Sparrow, seperti dikutip dari BBC.

Anemia yang terjadi pada trimester akhir kehamilan juga dikaitkan dengan komplikasi serius seperti berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur.

Sparrow menambahkan, karena kekurangan zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil, maka pemberian suplemen zat besi sebelum dan selama kehamilan menjadi langkah pencegahan yang disarankan.

“Suplementasi zat besi pada fase perencanaan kehamilan atau selama kehamilan dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung bawaan pada bayi,” tambahnya.

Penyakit jantung bawaan sendiri merupakan jenis cacat lahir paling umum dan menjadi salah satu penyebab utama kematian bayi.

Sebelumnya, hubungan antara anemia akibat defisiensi zat besi dengan penyakit jantung bawaan telah dibuktikan melalui studi pada hewan. Penelitian terbaru ini menjadi langkah lanjutan untuk mengonfirmasi temuan tersebut pada manusia.

Pencegahan Anemia Selama Kehamilan

Dokter kandungan dan ahli gizi umumnya menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi vitamin prenatal yang mengandung zat besi sebagai langkah pencegahan anemia. Selain itu, ibu hamil juga disarankan mengonsumsi minimal 27 miligram zat besi per hari.

Sumber zat besi bisa didapatkan dari makanan seperti:

  • Daging merah tanpa lemak

  • Unggas dan ikan

  • Sayuran berdaun hijau tua seperti bayam

  • Sereal sarapan yang diperkaya zat besi

  • Kacang-kacangan dan polong-polongan

Untuk memaksimalkan penyerapan zat besi, makanan tersebut sebaiknya dikonsumsi bersama sumber vitamin C, seperti jus jeruk atau tomat. Di sisi lain, konsumsi zat besi sebaiknya tidak dibarengi dengan makanan tinggi kalsium, karena dapat menghambat penyerapannya.

Adanya data dan temuan terbaru ini, para ahli menekankan pentingnya edukasi dan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan, agar ibu dan bayi dapat terhindar dari risiko komplikasi serius.


**Cek berita dan artikel terbaru Komparasi.id dengan mengikuti WhatsApp Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *